Friday, April 3, 2009

Psikologis Trading Valas

Minggu ini Dollar kembali terpuruk

Di minggu-minggu belakangan ini kita kembali menjadi “saksi” sejarah dalam forex trading. Dollar tertekan oleh mayor currency melemah tembus ke level terendahnya dalam beberapa puluh tahun terakhir. Di awal tahun 2007 Dollar kelihatan taringnya, akan tetapi di akhir 2007 ini dollar semakin terpuruk. Bahkan investor sekelas Soros-pun tidak berpihak kepada dollar. Bagaimana dengan trader lain yang tidak mempunyai cukup senjata modal seperti Soros? Bagaimana nasib trader yang masih mempertahankan dollar, Collapskah? Ini merupakan cerminan dari ekstrimnya bisnis ini. Mungkin sebagian dari trader ada yang berpendapat agar disiplin memasang stop loss hingga tidak merugi banyak. Semua trader pasti percaya itu, Namun dilain pihak, jika trader sudah dalam menahan posisi SELL yang memang harga sudah diatas sekali apakah “rela” melepaskan minus begitu saja? Tentunya dengan harapan bahwa harga akan turun atau setidaknya Teknikal koreksi akan terjadi. Namun yang terjadi malah harga semakin melambung tinggi? Akhirnya banyak trader yang terkena “margin call”.

Apakah kalau sudah seperti ini kita harus menyalahkan pemerintah China yang mempertimbangkan penggunaan mata uang Euro sebagai devisa menggantikan Dollar? Menyalahkan the FED AS yang memangkas suku bunga? Menyalahkan negara penghasil minyak karena harga minyak semakin membumbung tinggi? Ataupun alasan lainnya?

Atau jangan – jangan ketika kita salah posisi dalam bertrading kita berharap sesuatu yang buruk terjadi di negara yang mata uangnya sedang kita lawan?

Tentunya kelihatan konyol jika kita berfikir kesitu. Mungkin banyak variasi alasan kita terjun kebisnis ini, pada prinsipnya alasan utama adalah menambah penghasilan, pada akhirnya adalah untuk membahagiakan keluarga kita ataupun orang – orang yang kita sayangi. Kita berdoa atas nama Tuhan untuk tujuan mulia ini. Apakah dengan tujuan yang mulia ini, ketika kita salah posisi dalam bertrading kita harus mengharapkan sesuatu yang buruk yang terjadi pada negara yang mata uang nya sedang kita lawan?

Setidaknya ini memberikan gambaran bahwa di bisnis ini memang harus super hati-hati dan super disiplin. Didepan kita masih terbentang luas samudera strategi bisnis ini yang masih perlu banyak dipahami.

Jangan kita terlalu menepuk dada ketika bisa closed transaksi dalam keadaan profit, sementara ketika kita kecantol/floating minus malah “melarikan diri” dari tugas kita., mungkin dengan menutup software program trader kita, tanpa mempersiapkan manjemen resiko. Kemudian setelah margin kita ketarik begitu banyak baru menyadari kesalahan kita. Justru disaat kecantol/ketarik inilah kita mulai benar-benar kerja di bisnis ini. Betul bukan? Bisnis Trading valas memerlukan kedisiplinan Manajemen Resiko.

No comments:

Post a Comment